Kamis, 21 April 2011

Wejangan 1# PEDOMAN HIDUP

Kamis, 21 April 2011
Kata Nabi: “Ajarilah anak-anakmu 3 hal saja, kalau tiga hal ini sukses maka sukseslah orang itu” itulah kalimah yang menjadi pembuka Pengajian Umum oleh Prof. Dr. H. Imam Suprayogo di techno camp (aryatama) malam ini. Suasana canda tawa oleh Bapak Imam di awal acara  telah memecahkan ketegangan suasana pengajian yang semula terkesan kaku dan formal. Sebelum pengajian dimulai, beliau juga menyempatkan diri menyapa semua rekan sekantor kami, baik yang kaitannya pribadi maupun yang menyangkut bidang usaha kami. Suasana itu didukung pula dengan nuansa area meeting room kantor yang memang bertemakan alam dengan gemericik air terjun mini disamping tempat kami mendengarkan ceramah beliau.

Kemudian apa maksud tentang 3 hal hadist Nabi SAW yang diungkapkan didepan??.. sebenarnya ini merupakan tiga hal konsep pendidikan tentang Pedoman Hidup Sukses yang meliputi; pertama kata Nabi SAW: “Ajari Anak-anakmu ‘Berenang’”; kedua: “Ajari anak-anakmu ‘Berkuda’”; sedangkan yang ketiga: “Ajari anak-anakmu “Memanah’”. Manakala tiga hal ini sudah ada dalam diri kita maka itu sudah cukup untuk menjadi bekal dalam menjalani kehidupan saat ini maupun kedepan. ”Namun jangan semata-mata mencerna isi dari hadist ini mentah-mentah, karena penafsiran dari hadist ini akan rancu jika tidak diimbangi dengan daya kritis kita” begitulah ungkap Bapak Imam.

Bayangkan saja ketika turunnya hadist ini, Nabi menyuruh umatnya untuk belajar tentang point pertama yaitu berenang. Padahal kita tahu sendiri Makkah dan Madinah yang menjadi tempat tinggal Nabi bukanlah terdiri dari sebuah sungai, lautan atau danau yang memungkinkan untuk bisa berenang. Akan tetapi kenapa justru Nabi SAW memerintahkan umatnya untuk berenang ??.....  (soal pertama)

Begitu pula tentang isi perintah kedua yaitu perintah untuk mengajarkan umatnya agar belajar Berkuda, padahal secara kasat mata di zaman Nabi, kuda bukanlah hewan tumpuan utama masyarakat arab. Kondisi geografis disana tidak memungkinkan hewan semisal kuda bisa bertahan dengan kondisi alam dan cuacanya. Hanya hewan Unta yang mampu bertahan hidup di padang pasir atau pegunungan, sehingga hewan ini pula yang mampu bertahan hidup di daerah arab. Lalu kenapa justru nabi memerintahkan umatnya untuk belajar Berkuda ?..... (soal kedua)

Yang terakhir, ajari anakmu Memanah. Kalau kita simpulkan sendiri profesi memanah sendiri merupakan karakter yang digemari di dunia perburuan, khususnya dalam berburu burung di alam bebas. Lalu kemudian kenapa pula Nabi SAW memerintahkan umatnya untuk belajar memanah di daerah padang pasir dan pegunungan yang jarang terdapat burung?... Bukankah ini juga hal yang mustahil ?.......(soal ketiga)


Lalu, sebenarnya apa makna dibalik 3 perintah Nabi SAW tersebut?... Pertama “Berenang”, karakter orang yang sedang berenang adalah dia selalu bergerak, jika seorang yang berenang berhenti dalam bergerak sangat mudah ditebak dia akan tenggelam ke dalam air. Begitu pula jika kita menjalani kehidupan ini, kita dituntut untuk bergerak terus menerus bergerak dalam menyongsong kehidupan ini. Sama halnya jika dalam profesi kehidupan kita diberi amanah menjadi seorang guru, setiap hari harus mengajar dan mengajar, jika dalam satu minggu saja kita berhenti dalam mengajar maka kemampuan dalam mengajar itu pasti akan mati.

Sama halnya kondisi ini jika dialami oleh seseorang yang berprofesi sebagai dokter, jika dia dalam tugasnya berhenti menjadi dokter selama 6 bulan saja, sangat dimungkinkan kemampuannya dalam praktek, membuat resep, dll. juga akan hilang. Yang pada intinya semakin kita bergerak dalam menjalani profesi itu, kita akan menjadi ahli dengan sendirinya di bidang tersebut, dan jangan pernah berhenti agar bakat kita juga tidak mati. Karena bakat itu akan tumbuh dan berkembang kalau semakin sering diasah terus menerus. Itulah sebenarnya filsafat dari ajaran nabi tentang perintah berenang, sama halnya jika kita hanya memiliki sesuatu yang kecil, maka asahlah dan jalankan secara terus menerus, karena itu yang akan menjamin kita dan anda sukses di satu bidang.

Yang kedua yaitu perintah “berkuda”, jika kita melihat filosofi para penggembala hewan maka kita akan tahu jika diantara beberapa hewan yang sulit digembala adalah menggembala kuda. Karena kuda secara rasio adalah hewan yang tidak bisa dibohongi. Maksudnya adalah, hewan kuda hanya mau digembala jika sang penggembalanya ada di sisi depan kuda, atau di samping dan juga dinaiki diatasnya. Berbeda halnya jika kita menggembala kambing, sapi, itik, ayam dll, kita bisa menggiringnya sambil berada dibelakang hewan tersebut. Bahkan jika kita menggembala itik, penggembala hanya cukup meletakkan tongkat yang biasa untuk mengatur jalannya itik di samping persawahan maka hewan gembalaan itu tidak akan pernah lari. Namun berbeda halnya jika kita menggembala kuda, karena dia tidak bisa dikendalikan jika kita berada tepat dibelakangnya. Bahkan jika kita berada dibelakangnya, sangat besar resiko kita akan ditendang dengan kedua kaki kuda tersebut.

Begitulah berumpamaan manusia yang semisal kuda, karakter manusia itu hanya mau dan bisa digerakkan/dipimpin jika yang menggerakkan itu berada di depan, atau disamping bersamaan dengan orang yang kita pimpin. Maka tidak heran jika Nabi SAW dalam kepemimpinannya beliau berpesan “Ibda’ binafsik”/ mulialah dari dirimu sendiri.

Pesan yang terkandung dalam perintah berkuda ini adalah, perintah untuk membekali anak kita tentang kepemimpinan, jangan pernah mengajak orang dengan rumus sama seperti mengajak bebek, namun posisikan kita yang harus berada didepannya atau berdampingan dengan orang-orang yang kita pimpin.

Pelajaran ketiga yaitu, ajari anakmu “Memanah”, ketika orang sedang memanah maka pada saat itu pula dibutuhkan tingkat konsentrasi dan fokus yang tinggi pada satu titik. Dan selama proses ini tidak bisa kita sambil merangkapnya dengan kegiatan yang lainnya, atau istilahnya nyambi dengan pekerjaan lainnya. Banyak kasus di sekitar kita orang sukses dan tidak sukses itu dipengaruhi karena factor ke-fokusan mereka dalam satu bidang, ada yang terjun di bidang A, kemudian bosan dan ganti dibidang B, kemudian C, inilah gambaran orang yang plin-plan atau tidak konsisten dalam tujuan hidupnya.  Jadi jika ingin berhasil, kunci yang terakhir adalah fokus dan konsisten dalam bidang yang kita pilih.

itulah ketiga kunci sukses yang disampaikan oleh Nabi SAW kepada ummatnya dalam menjalani hidup ini. Sedangkan yang terakhir, disamping pentingnya ketiga Pedoman Hidup diatas juga dubutuhkan sebuah pondasi yang kuat. Sama halnya dengan berdagang maupun berternak, kita membutuhkan sebuah modal untuk menjalankannya. Sedangkan modal utama dalam hidup ini hanya satu, yaitu sebuah “kejujuran/kepercayaan”, kejujuran bukan barang yang bisa dibeli atau diwarisi, namun ia adalah sebuah sifat yang melekat dalam diri kita masing-masing. Sampai-sampai Nabi SAW sendiri menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap nadi kehidupan, sehingga Beliau sendiri dijuluki sebagai al-Amin oleh umatnya. Jadi gunakan ketiga pedoman hidup diatas dengan sebuah pondasi/modalnya adalah sebuah kejujuran.

=========================================================
Demikian ringkasan pengajian umum rutin pada hari kamis, saya hanya berusaha menulis ulang isi dan kandungan dari pengajian umum tersebut. Dan bila dari para pembaca mengalami kesulitan dalam memahaminya, sepenuhnya itu adalah kekurangan penulis dalam menuangkannya kembali dalam  bentuk tulisan. Dengan tulisan ini secara langsung kami juga mengundang para pembaca untuk berpartisipasi dan bisa mengikutinya, dimana ini kami selenggarakan setiap hari kamis pukul 18.30 di kantor kami Techno Camp Aryatama (Jl Joyo Tambaksari 32)
author
Dafid el dawudy

Sabtu, 16 April 2011

Selamat tinggal, kenangan lama,....

Malang 16 april 2011, Hari ini kubaca headline di jawa pos yang mengupas kepergian seorang senior jurnalis Indonesia yang namanya telah tersohor di negri ini. Ketika membaca berita ini sempat terpacu ambisi ini mengingat kenangan serta cita-cita awalku yang ingin terjun di dunia jurnalistik. Bait demi bait dalam berita itupun aku baca, bahkan di rublik kolom yang lain juga kucari berita yang satu tema dengan berita hangat tersebut, hanya untuk sekedar meyakinkan diri tentang dunia jurnalistik yang pemberitaanya berkaitan dengan tokoh tersebut.

Namun kesimpulan akhir itu masih menempatkanku pada sebuah kesimpulan yang membenarkan atas pilihan yang kini aku jalani, yang itu sebenarnya bukan terjun di dunia pers/jurnalistik. Pembenaran atas keputusan ini dapat dibaca dalam isi berita tersebut, dimana diungkapkan dari semua generasi putra/putrinya tidak ada yang diminta untuk meneruskan bergelut di dunia pers, bukan karena tidak tertarik namun jika ada yang lebih baik pilihlah jalan lain” itulah sedikit pesan dari seorang tokoh pers nasional.

Akupun akhirnya mengingat pula pesan mbak intan yang beberapa hari lalu yaitu hari kamis 14 april 2011 main2 di kantor, kebetulan dia sedang ambil cuti dari kerjanya di metro TV. Dalam kesempatan itu, mbak intan yang alumnus ilmu komunikasi itu mengungkapkan kebosanannya dalam menggeluti dunia pers, apalagi TV sebesar metro tv dengan ratting siaran yang up to date menuntut dia siap sedia dalam 24 jam dalam meliput setiap informasi yang hadir setiap saat. Mungkin orang akan mengira disitulah kepuasannya, namun seiring berjalannya waktu kita akan sadar betapa berat tugas kerja ini mas’ 3 tahun lebih seperti ini mas, ungkapnya kepadaku. Bahkan sesekali sewaktu ngobrol denganku, dia juga harus menangani tugas yang baru dia terima lewat email. Sesekali akupun mencoba bertanya ”sibuk ngapain mbk ya?..”. ya ginilah nerima email dari bos, gak tau libur masih juga ada kerjaan“ ungkapnya.

Terkadang dalam batin aku juga bertanya, apa benar keadaan yang sesungguhnya demikian, dari beberapa rekan yang kini consent di bidang jurnalistik hampir rata-rata mengeluhkan hal yang sama dengan kondisi kerja mereka masing-masing. Atau ini semua hanya bagian dari romantikanya, karena terkadang kita sendiri lebih mudah melihat nikmatnya kerja orang lain dibanding bidang kerja kita sendiri, meskipun yang sesungguhnya tidak demikan. Begitu pula orang lain yang melihat kinerja kita akan merasakan hal yang sebaliknya pula.

Kembali lagi ketika membaca beberapa artikel yang ada, akupun sadar jika kenangan lama tentang semua harapan dan cita-cita itu indah pada masanya. Dan jika kini aku tidak bisa menggapainya pasti Tuhan memang telah memilihkan aku di tempat dan posisi yang tepat saat ini. Terkadang penyesalan saat ini terhadap pilihan kehidupan yang aku jalani terus membayang, namun semua aku serahkan pada penggenggam nafas. Mungkin hanya itu yang bisa mengobati keyakinkanku, terlebih jika kita ingat sendiri tentang Allah yang selalu membuka pintu pengaduan-Nya 24 jam.

Allah bahkan minta kita berdoa, memohon kepada-Nya untuk semua persoalan kehidupan kita. Tapi kita sendiri yang terlalu sibuk dengan ikhtiar duniawi, kita sibuk menuhankan logika kita, menuhankan tetangga, menuhankan atasan, menuhankan pejabat dan presiden yang bahkan untuk dirinya sendiri, mereka tak bisa memberikan jaminan. Tapi jika kita menjauh maka Allah juga menjauh. Aku – kata Allah – adalah seperti persangkaan hamba-Ku. Jadilah hidup kita makin gelap dan susah lantaran menjauhkan diri dari solusi yang sejati” sedikit copaz dr M arief budiman.

Saat ini dan nanti bukanlah saatnya untuk meratapi nasib, namun bagaimana menjadikannya pondasi yang kokoh guna keputusan yang lebih baik kedepan, Saat punya masalah, saat punya keinginan, berdoalah untuk diberikan jalan yang lebih baik, bukan sekedar yang lebih mudah. Berdoa untuk senantiasa bisa istiqomah di jalan yang lurus. Walaupun jalan itu awalnya berat tapi di ujungnya insyaallah akan berlimpah keberkahan.

arya..., april 2011