Jumat, 21 Januari 2011

Rasa kangen itu karena "Ibu"





Terdiam sambil memandangi ‘gazebo’ (semacam tempat nongkrong), yang letaknya disamping bawah ruanganku telah mengembalikanku tentang ingatanku semalam. Ditempat itu semalam telah menjadi saksi bisu awal dari impian-impian yang semakin terang. Maklum, seperti biasa memang ada sebuah agenda kumpul bersama ‘brain storming’ membahas tentang ide-ide kreatif. Baik yang bersifat project maupun hanya sekedar candatawa keakraban sesama rekan disini. Apalagi kondisi interior disini memang di-desain untuk mendukung untuk semua kegiatan tersebut.

Sesekalipun aku mulai mengingat semalam sebelumnya tentang obrolan bersama rekan-rekan seangkatanku yang sekarang telah mengambil posisi-posisi di dunia kerja maupun akademik masing-masing. Memang itulah hiburan sekaligus cara yang paling ampuh merefresh fikiran, maklum memang belum menemukan yang bisa diajak ngobrol berdua kok, hee... Apalagi rekan-rekanku yang masih bertahan di malang terhitung banyak,jadi bisa dijadikan sebagai alternative mengusir kejenuhan.

Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan, hidup ini adalah perjuangan. Dengan cara apa dan bagaimana kita berjuang sudah sepatutnya setiap orang memiliki tujuan sendiri dalam memaknainya. Sayapun masih ingat sewaktu duduk di bangku SD, kakek atau mbah buyut sering menasihati cucu-cucunya untuk bisa memberikan manfaat dalam kehidupan ini. Pesan itupun selama beranjak usiaku memasuki jenjang pendidikan seolah-olah aku memiliki titik standart dalam menentukan kemanfaatanku dalam kehidupan. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya teman yang beraneka ragam justru dari situ aku semakin menyadari jika ternyata apa yang aku jadikan tolak ukur belum ada apa-apanya dibandingkan realita kehidupan yang ada.

Selain itu, hati kecil ini memiliki keinginan terpendam tentang cita-cita yang semenjak beranjak dewasa tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengejarnya. Sehingga ketika ada sebuah kesempatan yang memberiku peluang kearah itu, tanpa menyia-nyiakan kesempatan akupun mengambilnya. 

Sikap yang sedimikian keras ini tanpa aku sadari memberikan efek yang menjadikanku egois terhadap perhatian orang tua, terutama Ibu. Apalagi secara domisili keberadaaku saat ini bisa dibilang jauh dari keluarga, meskipun jarak antara Kediri – malang bisa ditempuh dengan 2,5 jam jika mengendarai kendaraan. Tapi, saya bisa merasakan setiap kerinduan orang tua telah menyadarkanku jika rasa kangen seorang Ibu tidak bisa dinilai dengan rupiah, yang diminta cuman berkumpulnya seluruh keluarga.

Saya juga baru menyadari akan hal itu setelah bergulirnya waktu, apakah karena memang semenjak SMP saya berpisah dengan orang tua sehingga membuatku merasa terbisaa ketika jauh dari orang tua. Padahal kehendak orang tua sebaliknya, jika ditanya tentang keinginan beliau tentang masadepan anak-anaknya pasti inginnya bisa berkumpul.
 
Sekarang dan insyaAllah kedepan, akan kuusahakan untuk mengunjungi rumah tercinta meskipun sebulan sekali, terkadang ini memang menyita waktu tapi itu belum seberapa jika kita menghitung berapa pengorbanan Ibu untuk menyita baik tenaga, fikiran, financial, waktunya buat kehadiran kita??.
Aku mungkin terkesan kolot dalam hal mengambil beberapa keputusan hidup, ketika menginginkan sesuatu saat ini terjadi maka harus terjadi saat itu juga, padahal kita tidak pernah memiliki kuasa sendirian dalam rangka mewujudkannya. Kini, saya akan menyerahkan sepenuhnya kuasa itu di tangan pengatur kehidupan, tapi ini bukan berarti pasrah lho..

Belajar dari kehidupan dan bersikap bijak atas menjalaninya itu lebih nyaman dibanding memaksakannya sesuai dengan keinginan kita. ‘ideal’ boleh asalkan jangan terlalu ‘idealis’ begitulah setidaknya salah satu pesan pelajaran penting yang aku dapatkan dari beberapa orang yang kuanggap punya pengalaman lebih soal kehidupan. Bagaimana tidak lebih, usianya aja lebih tua jauh dari aku kok…hee,.. mungkin begitu dulu, bisa disambung dilain kesempatan setelah kedatanganku ke malang hari minggu esok.
 
Jum’at 08.01 am 21 jan ’10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar